Dr. Dirgantara Wicaksono M.Pd : Penilaian autentik

1. Pengertian penilaian autentik

Penilaian  autentik  mencoba  menggabungkan  kegiatan  guru  mengajar,  kegiatan  siswa  belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Contoh penilaian autentik antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran, portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu.

Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan  pembelajaran  autentik,  guru  harus  memenuhi  kriteria  tertentu  seperti  disajikan berikut ini.

1.   Mengetahui   bagaimana   menilai   kekuatan   dan   kelemahan   peserta   didik   serta   desain pembelajaran.

2.   Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.

3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.

4.   Menjadi  kreatif  tentang  bagaimana  proses  belajar  peserta  didik  dapat  diperluas  dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
prinsip-prinsip sebagai berikut (Standar Penilaian-Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013).

1.  Objektif,  berarti  penilaian  berbasis  pada  standar  dan  tidak  dipengaruhi  faktor  subjektivitas penilai.
2.  Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
 4.  Transparan,  berarti  prosedur  penilaian,  kriteria  penilaian,  dan  dasar  pengambilan  keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5.  Akuntabel,  berarti  penilaian  dapat  dipertanggungjawabkan  kepada  pihak  internal  sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6.  Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

2.Jenis-jenis penilaian autentik
A.  Penilai Sikap
Masalah penilaian sikap pada kurikulum 2013 sebelumnya (sebelum revisi) dilakukan sepenuhnya oleh guru. Namun, kini setelah dilakukan pembenahan penilaian sikap menjadi tanggung jawab guru agama dan PKN. Penilaian sikap masuk kedalam komponen ( KI-1) Contoh muatan yang masuk kedalam KI-1 adalah : ketaatan beribadah, bersikap jujur, berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan tugas, serta toleransi dalam beribadah. Sedangkan contoh sikap sosial yang masuk kedalam ranah KI-2 antara lain: sika jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melalui penilaian observasi, penilian diri, penilaian antar teman dan jurnal.
  1. Observasi.  Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan  indera, baik secara langsung mapun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
  2. Penilaiandiri. Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta perserta didik untuk mengemukakan  kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. 
  3. Penilaian antar teman. Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai sikap dan keseharian antar teman.
  4. Jurnal catatan guru. Merupakan catatan pribadi guru di luar dan di dalam kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa.
b. Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini :
  1. Tes tulis. 
  2. Tes Lisan
  3. Penugasan
C. Penilaian Keterampilan 
ASpek penilaian keterampilan dapat dinilai dari :
  1. Penilaian kinerja
  2. Penilaian proyek
  3. Penilaian fotofolio


Komentar

Postingan Populer